Tugas 3 Ilmu Sosial Dasar Sosial I : Pertentangan Sosial di Dalam Masyarakat (Ethnosentrisme)

Assalamuaikum. Wr. Wb.
Kali ini saya akan membahas tentang hal yang mengenai pertentangan sosial di dalam masyarakat dan juga yg berkaitan dengan istilah ‘ethnosentrisme’.

Apa itu pertentangan sosial?
Pertentangan sosial merupakan suatu konflik yang biasanya timbul akibat faktor – faktor sosial yang biasanya didasari oleh kesalah pahaman.

Pertentangan sosial ini adalah salah satu akibat dari adanya perbedaan – perbedaan dari norma yang menyimpang di kehidupan masyarakat. Pertentangan sosial dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari sebagai contohnya tawuran, peperangan antar suku dan juga kekerasan dalam rumah tangga, semua itu hanya ingin memuaskan keegoisan masing-masing yang ingin memenangkan dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dihilangkan dengan cara percaya satu sama lainnya, terbuka, saling pengertian dan semua itu dapat di tanamkan dari kecil agar tidak mudah salah paham terhadap orang lain.

Berbicara mengenai pertentangan sosial di masyarakat, tentu saja ada hubungannya dengan istilah ‘ethnosentrisme’. Sebelumnya mungkin ada yang belum mengetahui apa yang dimaksud dengan ethnosentrisme.

Apa itu ethnosentrisme?
Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya sendiri. Orang-orang etnosentrisme menilai kelompok lain relatif terhadap kelompok atau kebudayaannya sendiri. Khususnya bila berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan, dan agama.

Setiap suku bangsa atau ras tertentu pasti memiliki ciri khas kebudayaan yang sekaligus menjadi suatu kebanggaan mereka. Hal ini juga dapat memicu terjadinya etnosentrisme. Etnosentrisme mungkin tampak atau tidak tampak. Meski dianggap sebagai kecenderungan alamiah atau psikologi manusia. Etnosentrisme memiliki konotasi negatif didalam masyarakat. Mungkin kita secara sadar atau tidak juga berperilaku seperti itu dalam media sosial, masyarakat dan kelompok.

Pemahaman yang sempit tentang kehidupan berbangsa, moral-moral dimasyarakat menjadi tidak penting ketika hal-hal tentang perbedaan agama, suku, ras, dan antargolongan menjadi lebih penting daripada kehidupan berbangsa dan moral itu sendiri.

Seperti apa contoh kasus ethnosentrisme?
Salah satu contoh etnosentrisme di Indonesia adalah perilaku carok dalam masyarakat Madura. Menurut Latief Wiyata, carok adalah tindakan atau upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki apabila harga dirinya merasa terusik. Secara sepintas, konsep carok dianggap sebagai perilaku yang brutal dan tidak masuk manusiawi.

 Hal itu terjadi apabila konsep carok dinilai dengan pandangan kebudayaan kelompok masyarakat lain yang beranggapan bahwa menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dianggap tidak masuk akal dan tidak masuk logika.

Menurut saya seharusnya Etnosentrisme dalam hal negative ini tidak perlu terjadi, seperti yang kita ketahui dasar atau ideologi bangsa kita ini adalah Bhineka Tunggal Ika yang artinya Berbeda-beda tetapi tetap satu, tapi dalam kehidupan sehari-hari pengaplikasian ideology ini sangat jarang terjadi.

Masih banyaknya orang-orang yang merasa bahwa budayanya sajalah yang paling benar di antara orang lain, seharusnya kita bisa memiliki rasa toleransi terhadap budaya-budaya yang ada di Indonesia, karna dengan kita bertoleransi dan menghargai setiap budaya yang ada, maka itu akan menciptakan kestabilan dan keutuhan dari budaya itu sendiri.

 Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari kita tidak boleh membeda-bedakan orang yang sekelompok dan yang bukan sekelompok dengan kita, karna dengan kita membeda-bedakan maka akan sering terjadi konflik atau perang antar satu kelompok dengan kelompok yang lain, hanya di karenakan kita melihat dan membandingkan kelompok lain hanya dari sudut pandang kelompok itu sendiri, tanpa melihat sudut pandang yang lebih besar.


Bagi saya kita boleh memiliki pandangan etnosentrisme, tapi milikilah etnosentrisme yang fleksibel, hargai setiap perbedaan yang ada serta junjung tinggi rasa toleransi terhadap sesama. Dengan cara seperti itu saya rasa etnosentrisme infleksibel dapat kita minimalisirkan bahkan kita hilangkan, sehingga peperangan atau konflik antar suku, ras dan agama dapat kita cegah.

Sumber referensi :

NAMA                 : ZULWIDIA NURUL HUDA
KELAS                : 1KA10

NPM                    : 16119871


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas 3 Ilmu Sosial Dasar II : Pengaruh Pesatnya Kemajuan Teknologi Terhadap Kehidupan

Tugas 1 Inovasi SI & New Technology : Sejarah dan Perkembangan Sistem / Teknologi Informasi

Tugas I Ilmu Sosial Dasar : Deskripsi Diri